BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi seorang guru adalah suatu tugas yang sangat mulia. Guru dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih di dunia pendidikan. Selain kecakapan secara intelektual yang memang harus dimiliki oleh seorang guru, ada juga kecakapan moral yang diantaranya mencakup sifat - sifat pribadi seorang guru tersebut.
Sifat – sifat yang baik atau terpuji sangatlah perlu untuk ditanamkan pada diri seorang guru karena dari sifat-sifat terpuji tersebut yang dimiliki oleh seseorang guru dapat dijadikan teladan bagi muridnya khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Citra positif tentang guru yang diberikan oleh masyarakat tidak lain karena pandangan mereka terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh guru. Oleh karena itu, sebagai guru atau calon guru harus mempelajari dan menumbuhkan sifat-sifat terpuji atau baik karena guru mempunyai peranan dan tanggung jawab yang besar dan mulia.
Guru hendaklah berusaha menjalankan tugas kewajibannnya sebaik-baiknya sehingga dengan demikian masyarakat menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya pekerjaan guru. Pengharagaan masyarakat terhadap guru haruslah timbul karena perbuatan guru itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian, Macam-macam Sifat dan Keadaanya
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, sifat mempunyai arti yang mencakup :1
rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda
peri keadaan yang menurut kondratnya ada pada sesuatu (orang, benda, dsb)
tabiat atau watak dasar.
Sifat guru merupakan tabiat watak dasar yang dimilki oleh seorang guru. Antara guru yang satu dengan yang lainnya, tentu memiliki watak dasar yang berbeda-beda. Manusia setidaknya mempunyai 3 sifat dasar yang ada pada diri masing-masing individu, yaitu :2
sifat biologis : sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.
sifat hewani : dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
sifat intelektual : dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik, buruknya objek , serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual manusia inilah yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Dengan adanya sifat intelektual ini, manusia dilebihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.
Ahli-ahli ilmu jiwa mengklarifiksikan sifat manusia antara lain sebagai introvert (bersifat tertutup) lawan ekstrovert (bersifat terbuka).3 Jika dilihat dari pembagian sifat tersebut, guru adalah jenis pekerjaan yang membutuhkan hubungan baik dengan orang lain, membutuhkan orang dengan sifat ekstrovert karena orang dengan sifat ini mempunyai kemampuan untuk bergaul dengan orang lain sehingga memiliki kemampuan social yang tinggi.
Para ahli berbeda pendapat dalam menentukan keadaan sifat-sifat itu, pendapat yang terpenting dalam hal ini adalah :4
sifat sebagai kebiasaan : pendapat ini dikemukakan oleh Guthrie, yang menggambarkanya seperti pelaut yang hidup dalam kapal, menjadi harus melakukan berbagai pekerjaan dengan cara tertentu, dengan berulangnya pekerjaan itu terbentuklah kebiasaan yang diikutinya dalam kelakuannya diberbagai situasi
sifat sebagai pembawaan kejiawaan : Cason telah menjelaskan bahwa ada kecenderungan pada sementara orang, yang mudah terangsang dan sebagian lainnya sukar terangsang
sifat sebagai ruang lingkup bagi penilaian terhadap berbagai situasi : dan tidak diragukan lagi bahwa ruang lingkup yang terjadi akibat percobaan, di mana manusia sebagai dasar yang digunakan untuk menilai keadaan
Sifat-sifat yang harus Dimiliki oleh Guru
Dalam menjalankan tugasnya, guru mempunyai banyak persyaratan yang salah satunya adalah mengenai sifat guru. Guru dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi atau memiliki sifat-sifat, serta sesuai dengan tuntunan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Para ahli ilmu pendidikan, memberikan gambaran yang berbeda-beda dalam menyebutkan apa saja sifat yang harus dimiliki oleh guru.
Sifat Guru Secara Umum
Secara umum sifat guru mencakup 5:
berwibawa
kewibawaan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang guru. Guru yang mempunyai kewibawaan berarti mempunyai kesungguhan, suatu kekuatan, sesuatu yang dapat memberikan kesan dan pengaruh.6
jujur
sebagai guru senantiasa untuk dapat menjaga lisan dan hatinya agar selalu berkata yang sesuai dengan kenyataanya.
bertanggung jawab
guru harus dapat mempertanggung jawabakan apa yang telah diperbuatnya.
adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu
sifat adil sangat lah diperlukan oleh guru agar tidak ada lagi istilah murid kesayangan. Guru harus dapat memutuskan sesuatu dengan seadil-adilnya tanpa memandang apapun karena guru harus menilai bahwa semua muridnya sama, tidak memandang kaya / miskin, latar belakang orang tuanya dll.
rajin
mudah bergaul dan tidak sombong
guru yang baik salah satunya adalah guru yang dapat menjalin hubungan baik diantara teman sejawatnya, murid-muridnya, maupun dengan masyarakat.
cinta kepada tugasnya
seberat apapun tugas yang harus dijalani oleh seorang guru, haruslah diterima dengan senang, ikhlas dan lapang dada. Misalnya ketika ditugaskan di daerah terpencil yang jauh dari perkotaan, karena rasa cintanya kepada tugas yang telah dipercayakan kepadanya, maka guru tersebut menerima tugasnya itu dengan ikhlas, senang.
bisa mendisiplinkan diri sendiri
pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas dimana perlu
tidak lekas marah
dalam menghadapi muridnya ketika ada suatu masalah, guru harus tetap bersabar dan dapat mengendalikan emosinya.
mau mendengar pendapat orang lain (tidak fanatic)
selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir
loyalitas terhadap bangsa dan negaranya
tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap muridnya
dalam menjalankan tugasnya, guru harus menjalankannya secara ikhlas tanpa pamrih serta hanya mengharap keridhoan dari Alloh semata.
Pendapat-pendapat para ahli tentang sifat-sifat guru yang baik :
Menurut M.Ngalim Purwanto yang menetapkan sikap dan sifat yang perlu dimiliki oleh seorang guru :
Harus adil
Harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
Harus sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan. Sifat sabar perlu dimiliki oleh guru, baik dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti hasil drai jerih payahnya
Harus mempunyai pembawaan (gezag) terhadap anak-anaknya
Tanpa adanya gezag pada pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk ke dalam hati sanubari anak-anak. 7
Guru hendaknya orang yang gembira
Sebagai guru, juga harus mempunyai sifat gembira atau humoris. Guru dapat mengadakan humor baik sengaja atau karena tidak sengaja. Misalnya jika ada insiden kecil, seyogyanya guru memandang enteng saja. Dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik. Tetapi hendaknya leluconnya jangan terlalu tinggi, sebab kalau demikian, reaksi kelas dapat lebih gaduh daripada perbuatan si nakal itu.8
Bersikap baik terhadap masyarakat
Harus menguasai benar-benar mata pelajaran
Harus suka kepada mata pelajaran yang diberikannya
Hendaknya berpengatahuan luas
Menurut P.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak yang mengemukakan 10 sifat yang harus dimiliki oleh guru :9
Menganut dan mendarahdagingkan falsafah Negara Pancasila, tindakan kita sehari-hari harus merupakan pemancaran Pancasila, seorang Pancasilais memiliki sifat antara lain : banyak berkorban, mengendalikan diri
Mengasuh dan menggunakan prinsip didaktik dalam setiap mengajar
Memahami situasi serta menghormati murid sebagai subjek, karena itu guru hendaklah menjauhkan diri dari sifat otoriter. Anak itu adalah manusia penuh yang berhak atas perlakukan hormat dari guru, agar kelak menjadi warga negara dewasa yang dihormati dan menghormati orang lain.10 Guru yang otoriter yang bersifat dictator biasanya memerintah anak dan tidak menghormati atau mengakui kesanggupannya untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri. Guru yang demokratis akan lebih banyak membicarakan dan mempertimbangkan sesuatu dengan anak.
Menghormati bahan pelajaran yang diberikan, orang yang demikian harus menguasai buku serta mengetahui manfaatnya. Ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya jangan hanya mengenal isi buku pelajaran saja, melainkan juga menyukainya serta mengetahui pemakaian dan manfaatnya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.11 Sedapat mungkin bahan itu berarti dan penting bagi kehidupan anak sekarang dan di kemudian hari.
Dapat menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran
Memperhatikan perbedaan individu, tiap-tiap anak mempunyai perbedaan kesanggupan dalam mengolah pelajaran. Oleh karena itu, bijaksanalah guru bila mengenal perbedaan individu sehingga guru dapat mencegah bahaya yang ditimbulkan perbedaan
Membentuk pribadi anak, bapak guru berpendapat bahwa tujuan utama adalah memberi ilmu kepada anak, sehingga anak menjadi pandai, memiliki pengetahuan; ini berarti anak menerima pendidikan intelektual, tetapi guru yang aspek kepribadian (emosional, estetik, etik, intelek), sehingga anak yang bersangkutan dapat bekerja sama dengan orang lain.
Memiliki mental healt, pekerjaan mengajar harus dilandasi kesehatan mental yang baik, karena guru berusaha mendewasakan murid. Seorang yang dewasa memiliki keseimbangan jasmani rohani dan keseimbangan emosi dan ratio, kalau gurunya memiliki kekalutan mental, maka pasti tujuan mengajar tak akan tercapai. Oleh karena itu, guru memeriksa dirinya sebelum mengajar. Keadaan rohani guru sering terganggu karena keadaan dalam rumah tangga sendiri, misalnya anak sakit, gaji tidak cukup dsb. Disamping itu banyak pula lagi segi sifat-sifat yang memperbesar kemungkinan penyakit rohaniah seperti rasa kurang harga diri, keengganan menghadapi kesukaran, “ichhaftigkeit” artinya terlampau mementingkan diri sendiri, kurang kepercayaan akan diri sendiri, cacat jasmaniah, tak mempunyai rasa humor dll.12
Memiliki persiapan, sebelum mengajar harus merumuskan serta mempersiapkan pelajaran, menentukan dan merumuskan tujuan dari pada pengalaman belajar itu sendiri, menyusun suatu strategi pengajaran
Mengadakan hubungan dengan orang tua murid.
Menurut Al Ghazali, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh guru adalah sebagai berikut :13
Guru hendaknya memandang murid seperti anaknya sendiri : menyayangi dan memperlakukan mereka seperti layaknya anak sendiri. Rosululloh saw mencontohkan hal ini dengan menyatakan posisinya ditengah-tengah para sahabat :
Sesungguhnya aku bagi kamu seperti orang tua terhadap anaknya (HR Abu Dawud, al Nasa’I, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Dalam menjalankan tugasnya, guru hendaknya tidak mengharapkan upah atau pujian, tetapi handaknya mengharapkan keridhaan Alloh dan berorientasi mendekatkan diri kepada-Nya. Guru hendaknya tidak memandang murid sebagai pihak yang diberi, sehingga mengharapkan imbalan jasa atas pemberiannya, tetapi sebagai pihak yang memberinya dengan jalan untuk memperoleh pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Seandainya tida ada murid, tentu guru tidak akan memperoleh pahala yang besar itu. Guru hendaknya berpedoman pada prinsip para nabi seperti terungkap dalam pernyataan berikut ini :
Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Alloh (Qs Hud , 11:29)
Guru hendaknya memanfaat setiap peluang untuk memberi nasihat dan bimbingan kepada murid bahwa tujuan menuntut ilmu ialah mendekatkan diri kepada Alloh, bukan memperoleh kedudukan atau kebanggaan duniawi
Terhadap murid yang bertingkah laku buruk, hendaknya guru menegurnya sebisa mungkin dengan cara menyindir dan penuh kasih sayang, bukan dengan terus terang dan mencela, sebab teguran yang terakhir dapat membuat murid berani membangkang dan sengaja terus menerus bertingkah laku buruk.
Hendaknya guru tidak fanatic terhadap bidang studi yang diasuhnya, lalu mencela bidang studi yang diasuh guru lain. Sebaliknya, hendaknya ia mendorong murid agar mencintai semua bidang studi yang diasuh guru-guru lain
Hendaknya guru memperhatikan fase perkembangan berpikir murid agar dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan berpikir murid. Hendaknya ia tidak menyampaikan ilmu di atas kemampuan berpikir dan di luar jangkauan pemahaman murid. Hal seperti ini bisa terjadi pada guru yang sombong yang merasa berpengetahuan luas, sehingga menyampaikan semua ilmu yang diketahuinya tanpa memperhatikan manfaatnya. Ilmu adalah harta yang harus diurus oleh orang yang cakap. Oleh sebab itu, dalam hal ini, guru hendaknya ingat firman Alloh sebagai berikut :
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) (Qs al Nisa, 4:5)
Hendaknya guru memperhatikan murid yang lemah dengan memberinya pelajaran yang mudah dan jelas, serta tidak menghantuinya dengan hal-hal yang serba sulit dan dapat membuatnya kehilangan kecintaan terhadap pelajaran
Hendaknya guru mengamalkan ilmu, dan tidak sebaliknya perbuatannya bertentangan dengan ilmu yang diajarkannya kepada murid. Hendaknya guru tidak mendustakan firman Alloh :
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri (Qs al Baqoroh, 2:44)
Al Abrasyi menyebutkan bahwa guru dalam Islam sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :14
Zuhud : tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari keridaan Alloh. Guru mengambil dari rejeki dunia hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya secara sederhana. Ia hendaknya tidak tamak terhadap kesenangan dunia, sebab sebagai orang yang berilmu ia lebih tahu ketimbang orang awam bahwa kesenangan itu tidak abadi.15
Bersih tubuhnya : jadi, penampilan lahiriyahnya menyenangkan
Berish jiwanya : tidak mempunyai dosa besar
Tidak ria : ria akan menghilangkan keikhlasan
Tidak memendam rasa dengki dan iri hati
Tidak menyenangi permusuhan
Ikhlas dalam melaksanakan tugas
Sesuai perbuatan dengan perkataan
Tidak malu mengakui ketidaktahuan
Bijaksana
Tegas dalam perkataan dan perbuatan, tetapi tidak kasar
Rendah hati (tidak sombong)
Lemah lembut
Pemaaf
Sabar, tidak marah karena hal-hal kecil
Berkepribadian
Tidak merasa rendah diri
Bersifat kebapakan (mampu mencintai murid seperti mencintai anak sendiri)
Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebiasaan, perasaan dan pemikiran.
Mahmud Yunus menghendaki sifat-sifat guru Muslim sebagai berikut :
Menyayangi muridnya dan memperlakukan mereka seperti menyayangi dan memperlakukan anak sendiri
Hendaklah guru memberi nasihat kepada muridnya seperti melarang mereka menduduki suatu tingkat sebelum berhak mendudukinya
Hendaklah guru memperingatkan muridnya bahwa tujuan menuntut ilmu adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, bukan untuk menjadi pejabat, untuk bermegah-megah atau untuk bersaing
Hendaklah guru melarang muridnya berkelakuan tidak baik dengan cara lemah lembut, bukan dengan cara mencaci maki
Hendaklah guru mengajarkan kepada murid-muridnya mula-mula bahan pelajaran yang mudah dan banyak terjadi di dalam masyarakat
Tidak boleh guru merendahkan pelajaran lain yang tidak diajarkannya
Hendaklah guru mengajarkan masalah yang sesuai dengan kemampuan murid
Hendaklah guru mendidik muridnya supaya berpikir dan berijtihad, bukan semata-mata menerima apa yang diajarkan guru
Hendaklah guru mengamalkan ilmunya, jangan perkataannya brbeda dari perbuatannya
Hendaklah guru memberlakukan semua muridnya dengan cara adil, jangan membedakan murid atas dasar kekayaan atau kedudukan.
Abdurrahman An Nahlawi mengemukakan sifat-sifat pendididk muslim dalam bukunya Ushulut Tarbiyatil Islamiyah Wa Asalibuha sebagai berikut :
Hendaknya tujuan, tingkha laku dan pola piker guru bersifat rabbani
Hendaklah guru bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-anak
Hendaklah guru seorang yang ikhlas
Hendaklah guru jujur menyampaikan apa yang diserukannya
Hendaklah guru senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan membiasakan untuk terus mengajarkanya
Hendaklah guru mampu menggunakan berbagai metoda-metoda mengajar secara bervariasi menguasainya dengan baik serta mampu memilih metoda mengajar yang sesuai bagi materi pengajaran serta situasi belajar mengajarnya
Hendaklah guru mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan berbagai perkara secara professional
Hendaklah guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa perkembangannya ketika ia mengajar mereka sehingga dia dapat memperlakukan mereka sesuai dengan kemampuan akal dan kesiapan psikis mereka
Hendaklah guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa dan pola piker angakatan muda
Hendaklah guru bersikap adil diantara para pelajarnya maksudnya tidak cenderung kepada salah satu golongan diantara mereka dan tidak melebihkan seorang diantara yang lainnya
Hubungan Baik Guru – Murid
Hubungan antara guru dan murid dapat terjalin dengan baik salah satunya melalui sifat-sifat yang dimiliki yaitu :16
Keterbukaan : sehingga baik guru maupun murid saling bersikap jujr dan membuka diri satu sama lain
Tanggap : bilamana seseorang tahu bahwa dia dinilai oleh orang lain
Saling ketergantungan antara satu sama lain
Kebebasan : yang memperbolehkan setiap orang tumbuh dan mengembangkan keunikannya, kreativitasnya dan kepribadiannya
Saling memenuhi kebutuhan : sehingga tidak ada kebutuhan satu orang pun yang tidak terpenuhi
Guru yang Paling Disukai Murid-muridnya
Untuk dapat mengetahui guru yang bagaimana yang paling disukai oleh muridnya, dapat dilakukan dengan cara penilaian melalui angket yang berisi daftar sifat-sifat untuk kemudian dipilih oleh siswa. Diantara guru yang paling disukai murid-muridnya karena :17
Suka membantu dalam pekerjaan sekolah, menerangkan pelajaran dan tugas dengan jelas serta mendalam dan menggunakan contoh-contoh sewaktu mengajar
Riang, gembira, mempunyai perasaan humor dan suka menerima lelucon atas dirinya
Bersikap akrab seperti sahabat, merasa seorang anggota dalam kelompok kelas
Menunjukkan perhatian pada murid dan memahami mereka
Berusaha agar pekerjaan sekolah menarik, membangkitkan keinginan belajar
Tegas, sanggup menguasai kelas, membangkitkan rasa hormat pada murid
Tak pilih kasih, tidak mempunyai anak kesayangan
Tidak suka mengomel, mencela, mengejek, menyindir
Betul-betul mengajarkan sesuatu kepada murid yang berharga bagi mereka
Mempunyai pribadi yang menyenangkan
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian, Macam-macam Sifat dan Keadaanya
Sifat guru merupakan tabiat watak dasar yang dimilki oleh seorang guru. Antara guru yang satu dengan yang lainnya, tentu memiliki watak dasar yang berbeda-beda.
Para ahli berbeda pendapat dalam menentukan keadaan sifat-sifat itu, pendapat yang terpenting dalam hal ini adalah
sifat sebagai kebiasaan
sifat sebagai pembawaan kejiawaan
sifat sebagai ruang lingkup bagi penilaian terhadap berbagai situasi
Secara umum sifat guru mencakup
Berwibawa, jujur, bertanggung jawab, adil bijaksana dalam memutuskan sesuatu, rajin, mudah bergaul dan tidak sombong, cinta kepada tugasnya, bisa mendisiplinkan diri sendiri, pemaaf, tetapi juga harus dapat bersifat tegas dimana perlu, tidak lekas marah, mau mendengar pendapat orang lain (tidak fanatic), selalu ingin menyelaraskan pengetahuannya dan meningkatkan kecakapan profesinya dengan perkembangan ilmu pengetahuan terakhir, loyalitas terhadap bangsa dan negaranya, tidak mengharapkan balas budi karena jasanya terhadap muridnya
Hubungan Baik Guru – Murid
Keterbukaan
Tanggap
Saling ketergantungan antara satu sama lain
Kebebasan
Saling memenuhi kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Poerwadarminta, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Soemanto, Drs. Wasty Soemanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Renika Cipta
Arikunto, DR. Suharsimin. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Mahmud Hana, Prof. Dr. Attia. 1978. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta : Bulan Bintang
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. 1989. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM. Jakarta : CV Rajawali
Wijaya, Drs. Cece, Drs. Djadja Djadjuri, Drs. A. Tabrani Rusyan. 1992 Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, MP, Drs. M. Ngalim. 1994. Ilmu Penddikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya
Popham, W James dan Evi L. Baker. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : PT Rineka Cipta
Namsa, Yunus. 2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Pustaka Firdaus
Nasution M.A, Prof. Dr. S. 1986. Didaktik Asas Asas Mengajar. Bandung : Jemmars
Aly M.A, Drs. Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Logos
Tafsir, DR. Ahmad. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Gordon, Thomas. 1990. Guru yang Efektif. Jakarta : Rajawali Press
Nasution, Prof. Dr. S. Nasution. 1995 Didaktik Asas Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
1 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1982), hlm 943
2 Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Renika Cipta, 1990), hlm11
3 DR. Suharsimin Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1993), hlm 271
4 Prof. Dr. Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), hlm 235-236
5 Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta : CV Rajawali, 1989), hlm 20
6 Drs. Cece Wijaya, Drs. Djadja Djadjuri, Drs. A. Tabrani Rusyan, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), hlm 23
7 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP, Ilmu Penddikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), hlm 133
8 W James Popham dan Evi L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992), hlm 107
9 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), hlm 91-92
10 Prof. Dr. S. Nasution. M.A, Didaktik Asas Asas Mengajar, (Bandung : Jemmars, 1986), hlm 12
11 Prof. Dr. S. Nasution. M.A, Didaktik, hlm 13
12 Prof. Dr. S. Nasution. M.A, Didaktik, hlm 22-23
13 Drs. Hery Noer Aly. M.A., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1999), hlm 97-99
14 DR. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm 82-83
15 Drs. Hery Noer Aly. M.A., Ilmu, hlm 100
16 Thomas Gordon, Guru yang Efektif, (Jakarta : Rajawali Press, 1990), hlm 28-29
17 Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik Asas Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm15
Apakah penulis artikel ini bernama "iMtHie cuaEp" ?
BalasHapus